Keira Jangan Menangis  

Diposting oleh dono_indarto

Gw jarang banget nulis cerpen...
Ini adalah salah satunya..dimuat di Majalah Aneka Yess dalam booklet akhir tahun 2009
Enjoy it...


Lorong rumah sakit itu sepi. Keira sempat melirik jam di tangannya, waktu menunjukkan pukul 22.15. Sejam yang lalu, teman-teman Keira memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing. Hanya Keira yang memutuskan untuk tinggal.
Keira memandangi sosok tampan di hadapannya. Sorot matanya masih berbinar seperti biasa walau kulitnya pucat pasi.
“Ayo, tunggu apa lagi?”
Keira masih saja ragu, mulutnya terkatup rapat, kakinya tak bergeser sesentipun dari tempatnya berdiri.
“Ayolah Kei, masa hanya karena aku sakit, trus kamu berpikir aku gak boleh have fun?”
Dulu Keira tak begitu menyadari bahwa dibalik suara yang selalu terdengar riang itu ada sesuatu yang menggetarkan jiwanya. Keira memang pernah dibuat merinding oleh suara itu, tapi hanya sekali, yaitu: pada saat sosok di hadapannya ini menyatakan cinta 15 bulan lalu. Lima belas bulan yang detik ini terasa begitu berharga. Keira dulu selalu mengingatkan dirinya sendiri bahwa saat kita akan kehilangan, maka sesuatu itu akan menjelma menjadi hal yang sangat berharga. Akankah ini berarti Keira akan kehilangan Keanu yang dicintainya?
“Kei, kok kamu jadi bengong?”
Suara itu lagi. Suara yang setiap saat berputar-putar dalam benak Keira selama 2 minggu belakangan ini. Suara yang resonansi-nya mampu membuat hati Keira gemetar karena rasa takut kehilangan yang sangat besar.
“Gak kok. Aku cuma lagi mikir aja. Ngapain sih kamu mesti keluar dari lingkungan rumah sakit ini?” ucap Keira setelah berhasil mengatasi kegugupannya.
Keanu menggapai tangan Keira. Sesaat Keira merasa kejutan listrik merambat ke seluruh tubuhnya. Keira bisa merasakan panas tubuh Keanu yang berlebihan. Kali ini sentuhan Keanu tak membuat Keira nyaman. Sentuhan yang biasanya mengantar kehangatan ke rongga hati Keira, sekarang malah membuatnya galau.
Keanu menatap tajam Keira tepat kearah kedua matanya, seolah sedang menyelami apa yang sedang dirasakan Keira. Keira bertambah gugup, tak ingin jika Keanu bisa menerka dasar hatinya. Keira tak ingin Keanu tahu apa yang sedang dirasakannya.
“Kei, aku cuma ingin kembali ke masa dulu. Saat aku nge-date sama kamu, hang out sama kamu, seneng-seneng sama kamu. Aku…”
Keira langsung mengangkat telunjuk tangan kanannya, lalu meletakkannya tepat di mulut Keanu. Keira tak sanggup jika Keanu melanjutkan perkataannya. Kedua mata Keira sudah berkaca-kaca.
“Aku akan turutin apapun yang kamu mau. Apapun…” suara Keira bergetar.
Air mata itu tak lagi bisa dibendung. Menetes dan mengaliri pipi Keira.
Keanu tertegun. Dengan gerakan yang lemah, Keanu tiba-tiba berdiri dari kursi rodanya. Jari tangan kanannya menghapus air mata Keira. “Jangan menangis sayang. Waktuku tak banyak. Aku tak ingin menghabiskan waktuku yang sempit ini dengan kesedihan.”
Ucapan Keanu tak membuat air mata Keira terhenti. Keira menatap Keanu sambil menggeleng, tak bisa menerima kenyataan.
“Kamu jangan ngomong begitu. Kamu akan hidup lebih lama. Kita akan menghabiskan begitu banyak waktu indah bersama. Aku dan kamu, selamanya.”
Keanu tersenyum, lalu mengangguk. “Pastinya. Liat aja, aku kan segar bugar begini.”
Keira tersenyum melihat Keanu yang tiba-tiba berpose bak seorang binaragawan, memperlihatkan otot bisep-nya yang tak seberapa besar. Keira tahu, tadi pagi Keanu baru saja mendapatkan transfusi darah yang membuatnya merasa segar sesaat, seperti handphone yang baterainya baru dicharge, yang akan kembali menyusut seiring waktu. Berat tubuh Keanu menurun drastis sejak penyakit itu bersarang dengan liar di dalam tubuhnya. Meskipun hatinya pedih, namun Keira akan berusaha sekuat hati untuk tersenyum, menghilangkan ruang hampa di dalam hatinya demi melihat Keanu bahagia.
Malam itu Keira melarikan Keanu dari rumah sakit yang telah memenjarakannya selama dua minggu terakhir. Mereka pergi ke Mall yang paling dekat rumah sakit. Di Mall itu mereka makan malam bersama di resto Sushi favorite mereka, kemudian melanjutkannya dengan pergi nonton film 2012.
“Kamu tuh gak romantis banget sih? Masa nge-date nonton 2012?” protes Keira.
Keanu tidak menjawab apalagi membantah, hanya tersenyum. Keira memperhatikan, belakangan ini Keanu memang tak pernah mendebatnya. Yang dilakukan Keanu, selalu hanya tersenyum. Ini jelas berbeda 180 derajat dari Keanu yang Keira kenal dulu. Keanu, Sang Ketua Osis yang sangat vokal dan suka berdebat. Keanu yang bercita-cita untuk menjadi seorang politikus handal suatu hari kelak. Keanu yang ambisius dan penuh prestasi. Keanu yang menjadi idola cewek-cewek di sekolah mereka. Keanu yang …
“Kamu mau popcorn yang karamel atau yang asin?”
Keira terjaga dari lamunannya. Tangan Keira lalu menunjuk pada deretan popcorn karamel di dalam etalase. Keanu lalu memesan dan membayarnya. Keanu dan Keira lalu beranjak masuk ke dalam bioskop. Tangan Keanu menggenggam kantong plastik berisi minuman dan popcorn.
Sepanjang film, Keira gelisah. Bukan karena jalan cerita film yang memprediksikan kiamat di tahun 2012 itu dengan segala bencana yang digambarkan dengan spesial efek canggih ala Hollywood, melainkan karena setiap beberapa menit sekali, Keira pasti mencuri pandang kearah Keanu. Keira takut jika Keanu tiba-tiba tertidur di dalam bioskop dan tak bisa terbangun lagi. Tapi Keanu terlihat biasa saja. Matanya menatap tajam kearah layar bioskop, menikmati setiap adegan sambil sesekali berdecak kagum dan memuji film tersebut. Keanu sepertinya tidak menyadari bahwa sepanjang film, Keira meneteskan air mata sambil terus memandang kearahnya. Suatu kali, Keira merebahkan kepalanya di bahu Keanu. Keira mendekap sebelah tangan Keanu dengan erat, seolah tak ingin melepaskan untuk selamanya.
“Kamu tahu Kei, kenapa aku ngajak kamu nonton 2012?”
Keira menggeleng.
“Karena setelah menonton film ini, kamu akan sadar bahwa hidup hanyalah perjalanan sesaat. Semua orang akan mati, Kei. Begitupula dengan aku. Gak ada yang istimewa dengan kematian.”
Kei tertegun. Dalam keremangan bioskop, Keira berharap Keanu tak melihat butir air mata yang terus mengaliri pipinya.

Keira berjalan mengendap-endap. Keira tak ingin sampai membangunkan seisi rumahnya, terutama Ayah dan Bunda. Suasana begitu gelap, Keira terus melangkah perlahan dengan sikap waspada. Tiba-tiba lampu di ruangan tamu itu terang benderang. Seseorang sepertinya menyalakan saklar lampu. Keira mematung, seperti seorang pencuri yang tertangkap basah oleh pemilik rumah.
“Kamu dari mana aja Kei? Kenapa telpon Ayah gak kamu angkat?” suara tegas Ayah membuat jantung Keira nyaris copot.
“Aku habis nonton midnite, Yah,” jawab Keira yang masih tak bisa menyembunyikan ketakutannya.
“Sama Keanu?” tanya Mama heran sekaligus cemas.
Keira mengangguk.
Dalam keheningan malam itu, Keira jelas mendengar suara helaan nafas bersamaan Ayah dan Bunda. Keira juga bisa melihat guratan kegelisahan di raut wajah kedua orang tuanya tersebut. Bunda lalu menghampiri Keira, merangkul pundaknya dengan lembut lalu membimbingnya kearah sofa. Keira kemudian duduk di sofa beludru ungu itu bersama Bunda. Ayah menyusul duduk di bangku di sisi Keira.
“Nak, Ayah dan Bunda gak melarang kamu untuk bergaul dengan Keanu. Tapi kamu harus juga memikirkan masa depan kamu. Sudah hampir dua minggu ini kamu sering bolos sekolah hanya untuk datang ke rumah sakit itu.”
Ucapan Ayah seolah menggedor hati Keira. Selama dua minggu ini, Keira memang tak perduli dengan hal lain. Yang Keira pikirkan hanya Keanu…Keanu dan Keanu. Malam itu, ucapan Ayah membuat Keira menyadari bahwa ada hati yang terluka atas ulahnya. Itu membuat Keira merasa sangat bersalah. Untuk kesekian kalinya air mata membanjir. Keira tak bisa berkata apa-apa, hanya isak tangis yang keluar sebagai jawaban. Bunda terenyuh melihat anak kesayangan dan kebanggaannya terkapar dalam rasa sedih tak terkira. Bunda memeluk Keira erat. Keira membiarkan pelukan itu mengantarkan kehangatan dalam dirinya, seperti selimut bagi jiwanya.
Disela-sela isak tangisnya, Keira berkata, “Kei takut kehilangan Keanu. Kei gak bisa hidup tanpa dia.”
Bunda ikut hanyut dalam tangis. Ayah terpana melihat dua wanita yang paling dicintainya menangis bersamaan. Bunda membiarkan kepala Keira rebah di pangkuannya. Keira menangis sampai puas, lalu terlelap di pangkuan Bunda. Lalu Ayah membopongnya sampai ke kamar.

Sekitar jam 3 dini hari. Keira terbangun dari tidurnya. Keira mendapati dirinya sudah berada di kamarnya yang sunyi, yang di dindingnya dipenuhi berbagai fotonya bersama dengan Keanu. Kepala Keira langsung terasa penat, mungkin karena terlalu banyak menangis belakangan ini. Keira teringat ucapan Ayah tadi, sebelum dirinya jatuh tertidur dalam pangkuan Bunda.
Keira jarang sekali mendengar Ayahnya keberatan dengan apa yang dilakukannya. Selama ini Ayah selalu mendukung aktivitasnya yang padat di sekolah. Keira memang tak pernah berhenti mengukir prestasi. Keira pernah menjadi juara satu lomba menulis remaja, juara kedua lomba menyanyi di lingkungan sekolahnya, finalis cover girl majalah remaja dan prestasi terakhirnya yang membanggakan adalah menjadi wakil ketua OSIS di sekolahnya. Andai saja Keanu tak bersekolah di tempat yang sama, Keira yakin dirinya akan menjadi Ketua OSIS.
Keira teringat awal hubungannya dengan Keanu. Bagi Keira, Keanu adalah sosok egois yang sangat ambisius. Keira sangat membenci Keanu, sementara cewek-cewek lain di sekolah itu selalu mengidolakan Keanu. Dan hal itu jelas membuat Keira tambah kesal terhadap Keanu.
“Apa sih kerennya tuh anak?” cibir Keira saat melihat cewek-cewek di sekolahnya yang selalu membicarakan Keanu.
Listy menatap Keira dengan bengong. “Kei, kayaknya elo harus pake kaca mata deh. Secara elo gak bisa ngeliat gitu kalo Keanu tuh keren-nya selevel sama Robert Pattinson yang jadi Edward Cullen di New Moon.”
Mendengar itu, Keira langsung terbatuk-batuk. Listy tentu tambah bingung. “Elo, kenapa sih?”
Keira menatap sahabat baiknya sejak kelas 1 SMA itu, masih dengan senyum mencibir menghiasi bibirnya. “Kayaknya bukan gue deh yang harus pake kacamata, tapi elo Lis. Elo harus pake kacamata biar sadar kalo Keanu gak sekeren itu.”
Keira lalu pergi.
Di belakangnya, Listy berteriak,”Jangan begitu Kei. Elo bisa kemakan omongan elo sendiri. Benci sama cinta itu tipis bedanya. Sekarang elo bisa aja benci, tapi elo gak akan pernah tahu. Gimana kalo suatu saat elo malah jatuh cinta sama dia?”
Keira menoleh, menatap Listy dengan tajam. “GAK MUNGKIN!”
Keira lalu melangkah dengan riang, meninggalkan Listy. Siapa sangka, suatu saat ternyata ucapan Listy terbukti benar adanya. Keira kemakan ucapannya sendiri. Mungkin ini yang dibilang karma.
3 bulan sesudah pertempurannya dengan Keanu di ajang Ketua OSIS, Keira malah jatuh cinta dengan orang yang pernah sangat dibencinya itu. Ternyata Keanu tak seburuk yang dipikirkan Keira. Keanu adalah sosok yang sangat perhatian dan penyayang terhadap siapa saja. Itu sebabnya ada begitu banyak cewek yang salah mengartikan kebaikan Keanu. Tapi Keanu tak ambil perduli dengan persepsi salah orang-orang terhadapnya. Keanu hanya memfokuskan perhatiannya pada apa yang bermanfaat bagi banyak orang. Keira melihat sendiri, betapa Keanu tunggang langgang menggalang aksi sosial pada saat gempa terjadi di Tasik, maupun Sumatra Barat. Keanu tak perduli ketika aksinya memundurkan Pentas Seni demi mengumpulkan dana sumbangan gempa, diprotes banyak siswa. Keanu dengan berapi-api malah muncul di depan serombongan siswa yang menuntutnya untuk mundur dari posisi Ketua Osis.
“Kalian boleh menuntut aku mundur. Aku malah dengan senang hati akan memberikan posisi ini untuk siapapun dari kalian yang merasa lebih baik dari aku. Tapi ada satu hal yang harus kalian mengerti. Bahwa berada dalam posisi apapun, aku akan tetap meminta kalian untuk menyumbangkan sesuatu bagi sodara-sodara kita yang sedang mengalami musibah. Karena tak layak rasanya, kita berpesta pora menggelar Pentas Seni, sedangkan disaat yang sama ada orang yang tak bisa makan dan harus tidur diantara reruntuhan gempa.”
Keira adalah salah satu orang yang berada diantara kerumunan siswa yang mendengar ucapan Keanu yang patriotik itu. Keira merinding mendengar tepuk tangan menggelegar siswa-siswi yang setuju dengan ucapan Keanu. Di saat yang sama, para siswa yang semula memprotes Keanu langsung kehilangan gigi. Mereka beringsut dari tengah tanah lapang dan pergi ke kelas masing-masing. Keira tak bisa melupakan momen tersebut. Momen yang membuat penilaiannya terhadap Keanu berubah total.
Sepanjang sisa pagi itu, Keira hanya menghabiskannya dengan menatap foto dirinya bersama Keanu. Foto kecil berderet yang dibikinnya dalam ruang sempit dimana siapapun bisa memfoto dirinya sendiri dengan berpose di depan cermin. Saat itu Keanu yang mengajak Keira foto. Dan mereka-pun asyik bernarsis ria di photo booth tersebut.
Beberapa waktu terakhir, Keira baru menyadari bahwa pucat pasinya wajah Keanu selama ini bukan karena dia satu klan dengan Edward Cullen yang vampire, melainkan karena penyakit yang dideritanya. Keira teringat Keanu yang sering sekali mengeluh kelelahan, pusing di kepala, berat badannya yang terus berkurang meskipun makan cukup lahap, kadang kala mimisan tanpa sebab dengan lebam yang muncul tiba-tiba di beberapa bagian tubuh. Keira juga pernah merasa heran saat muncul benjolan di tenggorokan Keanu. Semua gejala-gejala tersebut selalu ditepis oleh Keanu sebagai suatu penyakit biasa. Keira menyesal tidak memaksa Keanu untuk memeriksakan dirinya lebih intensif ke dokter. Kini, setiap kenangan atas Keanu selalu membuat hati Keira terasa diiris pisau. Mengapa waktu terasa bergulir dengan cepat justru di saat-saat terindah dalam hidup?

Semua mata mengikuti kemanapun Keira melangkah. Keira merasa dirinya menjadi mahluk asing di sekolahnya sendiri. Siswa-siswi di sekolah itu sudah mendengar gosip seputar Keira yang menunggui Keanu di rumah sakit. Keira yang rela membolos dan ketinggalan pelajaran demi menjaga kekasih tercinta yang sedang sekarat.
Mata Listy terbelalak begitu menyadari keberadaan Keira. Listy langsung menghambur dan memeluk Keira.
“Kei, gue kangen banget sama elo. Kenapa sih elo gak mau angkat telpon gue?” berondong Listy bak petasan cabe rawit.
“Untung aja elo akhirnya mau masuk sekolah lagi. Soalnya sebentar lagi kan kita musim ulangan. Tapi elo gak usah khawatir, gue akan minjemin catatan gue.”
Dengan sigap Listy langsung membuka tas dan mengeluarkan tumpukan buku tulisnya.
Listy lalu membuka halaman buku catatannya.
“Nih, lo liat kan? Gue sengaja nulis dengan sangat rapih biar elo bisa ngejar ketinggalan.”
Keira menatap sekilas catatan pelajaran bertuliskan tangan Listy yang seperti cakar ayam itu. Keira hanya tersenyum menatap sahabatnya yang sedang berusaha menyenangkan hatinya. Listy tampak lega melihat Keira tersenyum. Senyum yang sudah menghilang berhari-hari dari wajah Keira.

Kali ini Keira merasakan waktu berjalan sangat lambat. Jam pelajaran telah berganti-ganti, tapi tak satupun materi pelajaran yang bisa terserap dalam otak Keira. Benak Keira dilintasi pikiran akan akan berbagai hal. Salah satunya adalah mengenai penyakit yang meluluh lantakan kehidupan Keanu. Penyakit yang akan merengut cinta sejati Keira.
Leukimia Mielositik akut. Leukemia atau kanker darah yang ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Semula Tante Rosa dan Om Daniel, kedua orang tua Keanu, tak bisa menerima diagnosis dokter. Itu sebabnya Tante Rosa dan Om Daniel langsung membawa Keanu ke dokter ahli yang lain untuk mendengarkan opini kedua. Ternyata diagnosisnya tetap sama. Keanu menderita Leukemia, penyakit yang namanya diambil dari bahasa latin yang berarti darah putih. Karena pada penderita ditemukan banyak sel darah putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda, misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari sel lainnya. Sel-sel leukemia menjalani waktu daur ulang yang lebih lambat dibandingkan sel normal. Proses pematangan atau maturasi berjalan tidak lengkap dan lambat, membuatnya bertahan hidup lebih lama dibandingkan sel sejenis yang normal.
Kedua orang tua Keanu tentu tak tinggal diam. Berbagai test-pun mereka lakukan untuk memastikan. Pemeriksaan morfologi darah tepi, aspirasi sumsum tulang, biopsi sumsum tulang, pewarnaan sitokimia, Immunofenotipe, Sitogenetika, maupun Diagnosis molekuler. Tetap saja hasilnya sama. Keanu memang mengidap Kanker darah, Leukimia. Semua itu seperti petir di siang bolong bagi Tante Rosa dan Om Daniel. Anak tertua mereka, kebanggaan mereka, menderita penyakit mematikan yang prosentase kesembuhannya nyaris tak ada.
“Mama udah dapat informasi soal transplantasi sel darah induk. Dengan operasi itu, kamu pasti akan sembuh sayang,” suara Tante Rosa terdengar penuh harap.
Keanu hanya tersenyum sambil mengangguk. Sikap yang membuat Tante Rosa lega. Sepeninggal Tante Rosa dan Om Daniel, Keira memberanikan diri bertanya pada Keanu perihal keinginannya menjalankan operasi transplantasi sel darah induk.
“Siapa bilang aku mau melakukan operasi itu?”
Keira melongo, bingung.
“Bukannya tadi kamu ngomong begitu sama Mama kamu?”
Keanu mengangguk.
“Aku bilang begitu cuma agar Mama lega dan gak khawatir sama keadaanku. Tapi aku sendiri sih gak mau menjalani operasi itu. Buat apa? Operasi itu mahal luar biasa. Aku sudah mengecek-nya di internet. Lagipula kesempatannya cuma 50:50.”
“Setidaknya kamu masih punya harapan untuk sembuh. Orang hidup kan harus selalu menanamkan harapan. Bukannya itu yang pernah kamu bilang ke aku?” sanggah Keira.
Keanu tertegun. Sorot matanya kosong. Ada sesuatu yang menggelayuti pikirannya.
“Lebih baik uangnya buat masa depan adik-adik-ku. Kenzo dan Kafka pasti masih butuh banyak biaya. Aku gak mau egois dan menelantarkan mimpi mereka hanya karena penyakit ini. Untuk apa aku ngotot sembuh, toh akhirnya aku akan mati juga. Aku gak mau orang tuaku membuang uang dengan sia-sia,” urai Keanu memberikan alasannya.
Keira tercekat mendengar ucapan Keanu. “Orang tua manapun tak akan sanggup melihat anaknya sakit. Kamu bilang, kamu gak mau egois. Tapi kamu malah gak mau mikirin perasaan orang tua kamu sendiri. Gimana kalau kamu berada di posisi mereka? Apa kamu sanggup melihat anak kamu sekarat?”
Keira meledak dalam emosi yang selama ini dipendamnya. Emosi karena melihat Keanu yang hari demi hari semakin pesimis akan kesembuhannya. Keira menatap Keanu sesaat, kemudian menghambur pergi. Keira tak sanggup melihat orang yang dicintainya putus harapan. Itu sama saja seperti membiarkan separuh nafasnya pergi.
“Keira!”
Suara panggilan itu melenyapkan lamunan Keira. Ibu Sapta, Kepala Sekolah, tampak berdiri di ambang pintu. Keira gelagapan, menatap sekelilingnya. Semua mata sedang terarah kepadanya. Ibu Ratih, guru Bahasa Inggris berdiri di depan papan tulis. Kenapa Ibu Sapta ada di kelas itu juga? Jarang sekali Kepala Sekolah mendatangi kelas, jika tidak ada sesuatu yang spesial. Apa Kepala Sekolah sengaja bertandang ke kelas itu untuk memperingati Keira karena telah banyak sekali membolos beberapa hari ini? Keira tambah ketakutan begitu melihat Ibu Sapta berjalan menghampirinya. Keira mematung saat Ibu Sapta menunduk di sampingnya sambil berbisik, “Orang tua Keanu telpon ke sekolah, meminta kamu segera ke Rumah Sakit.”
Jantung Keira berdetak kencang. Tangannya gemetar. Sesuatu terjadi pada Keanu. Keira bisa merasakannya. Keira segera bangkit dari duduknya, lalu menghambur kearah pintu. Keira tidak memperdulikan siapa-siapa lagi. Dalam setiap degup jantungnya, Keira mendengar suara Keanu yang samar. “Keira, aku ingin menemuimu sekali saja sebelum aku pergi untuk selamanya.”
Air mata kembali rembes dari kedua mata Keira.
“Tidak! Tidak hari ini! Keanu gak boleh mati hari ini!”
Hati Keira seolah menjerit, memekik, berharap Keanu bisa mendengarnya. Keira memacu langkah kakinya, secepat dia bisa.

Keira tak mempedulikan peluh yang membanjiri tubuhnya. Keira berlari menyusuri lorong rumah sakit. Keira baru menghentikan langkah saat melihat Om Daniel sedang memeluk Tante Rosa yang menangis histeris. Kaki Keira langsung terasa kaku, tak bisa digerakan. Tubuh Keira gemetar hebat. Keira bisa menerka apa yang telah terjadi.
Brangkar didorong oleh dua orang perawat. Diatas brangkar itu ada sesosok tubuh yang diselimuti dari ujung kaki sampai ujung kepala.
Tangis Keira meledak.
“Keanuuuuuuuuuuu!!!”
Keira berlari kearah brangkar, namun beberapa kerabat Keanu langsung mencegahnya. Tangan Keira menggapai-gapai kearah brangkar tersebut. Keira melihat brangkar itu dibawa dari kamar perawatan Keanu kearah kamar mayat. Keira berusaha meronta minta dibebaskan, namun tangan orang-orang itu mencengkramnya dengan erat. Sampai akhirnya Keira pingsan. Tak ingat apa-apa lagi. Semuanya mendadak gelap gulita.

Keira melewati kesempatan untuk datang ke pemakaman Keanu. Keira tak akan sanggup melihat tubuh Keanu masuk ke liang lahat dan ditimbun dengan tanah. Keira memutuskan untuk mengurung diri di kamar. Ayah dan Bunda tak sanggup untuk membujuk Keira keluar kamar. Mereka akhirnya memutuskan untuk tak mengusik Keira. Walaupun khawatir, mereka berharap waktu akan menyembuhkan luka hati Keira. Keira hanya membuka pintu kamarnya saat perutnya tak sanggup lagi menahan lapar. Tepat di depan pintu, selalu sudah tersedia makanan dan minuman yang disiapkan Bunda. Keira akan membawa wadah berisi makanan itu ke dalam kamarnya. Lalu mengunci lagi pintu kamarnya rapat-rapat.
Suatu hari, wadah makanan itu tak hanya berisi makanan dan minuman, tetapi ada amplop putih bertulisan tangan: untuk Keira. Keira hafal sekali bentuk tulisan tangan tersebut. Itu adalah tulisan tangan Keanu. Bagaimana mungkin Keanu mengirimkannya surat? Pasti surat ini ditulisnya beberapa hari sebelum meninggal. Keira yang penasaran langsung membuka surat tersebut. Di sehelai kertas di dalam amplop itu, hanya tertera tulisan: http://keira-jangan-menangis.blogspot.com. Keira tambah penasaran. Dengan terburu-buru, Keira membuka laptop dan melakukan koneksi internet. Keira mengetik alamat blog yang baru saja diterimanya. Beberapa saat kemudian, tampak layar blog di layar laptopnya. Betapa shocknya Keira begitu melihat foto di halaman depan blog tersebut adalah foto dirinya dengan Keanu. Dalam foto itu, Keira dan Keanu sedang berangkulan sambil tersenyum lebar. Jemari Keira gemetar, mengarahkan mouse kearah kumpulan tulisan di blog tersebut. Keira yakin, blog itu dibuat beberapa bulan yang lalu, mungkin sesaat setelah Keanu menyadari penyakit yang dideritanya.
Ada satu tulisan yang menggugah keingintahuan Keira. Tulisan terakhir yang dibuat Keanu dalam blognya, tertanggal beberapa hari sebelum kematiannya, berjudul: Saat Aku Pergi. Keira seperti domba lapar yang rakus melumat rumput di padang hijau. Keira membaca tulisan di blog itu dengan secepat kilat.
Keira, ada begitu banyak pertanyaan yang tersisa sebelum aku pergi selamanya. Apakah hidupmu akan lebih berarti jika kamu terus menangis?
Kedua mata Keira langsung terasa perih.
Apakah kenangan kita akan terasa lebih indah saat kamu terpuruk dalam sepi? Keira, saat terburuk dalam hidupku adalah ketika melihat orang-orang yang aku cintai bersedih. Saat melihat Mama dan Papa menangisi penyakitku ini. Saat melihatmu meneteskan air mata dalam kegelapan bioskop. Meskipun adegan film di hadapan kita tak seharusnya membuatmu berair mata. Aku tahu, tangismu adalah buatku. Tapi untuk apa kamu menangis? Tangis tak membuat keadaan menjadi lebih baik. Tangis hanya membuat harimu semakin buruk. Keira, aku mohon…berhentilah menangis.
Tulisan yang baru dibacanya itu malah membuat Keira kembali menangis.
Aku pernah melihat kamu datang Kei. Kamu adalah malaikat yang akan membawaku pergi selamanya dari kehidupan ini. Kehadiran kamu membuatku tak takut akan kematian. Tuhan begitu baik mengirimkan kamu sebagai malaikat yang akan menjemputku. Karena bersamamu, aku tak akan merasa kehilangan.
Banjir air mata. Menetes deras, menyentuh keyboard laptop di hadapan Keira.
Berjanjilah Kei, bahwa kamu akan berhenti menangis dan berhenti meratapi kepergianku. Karena aku tak ingin melihatmu bagai malaikat yang luruh tak bersayap. Yakinlah Kei, aku tak pernah pergi dari hidupmu. Aku akan selalu hadir dalam mimpi dan sudut hatimu. Bangkitlah Kei. Demi hari depanmu. Dan demi kenangan indah kita berdua.
Keira menghabiskan sisa air matanya. Membiarkan kesedihan itu meledak untuk terakhir kalinya.

Di nisan terukir nama Keanu Khalifah Putera. Gundukan tanah merah itu masih basah. Listy menatap Keira. Tak ada air mata di mata Keira. Semula mata Keira bengkak karena kebanyakan menangis. Tapi kali ini mata Keira sudah tidak bengkak. Listy lega karena Keira tak meraung-raung di pusara Keanu. Listy lega karena bayangan adegan sinetron tak terjadi di hadapannya. Keira malah khusuk berdoa di makam Keanu. Cukup lama, sampai akhirnya Keira mengajak Listy untuk pergi meninggalkan makam itu.
“Kita mau kemana, Kei?” tanya Listy sambil menyetir Honda Jazz putihnya.
“Ke Mall,” jawab Keira enteng.
Listy tak menyangka Keira akan menjawab seperti itu.
“Kenapa? Emangnya gue gak boleh ke Mall?”
Listy langsung menggeleng sambil berkata, “Ya boleh lah.”
Dan merekapun menghabiskan waktu di Mall. Nonton, makan dan foto-foto. Keira membawa camera digitalnya. Listy merasa heran, tapi tak berani bertanya. Gimana mungkin Kiera yang berhari-hari tenggelam dalam kesedihan, sekarang bisa menjelma menjadi Kiera yang dulu. Keira yang ceria seperti yang dikenal Listy. Tapi Listy bersyukur jika Kiera sudah bisa melupakan kesedihannya. Listy hanya berdoa, agar Keira benar-benar bisa mengobati luka hatinya.

Keira membuka laptopnya. Ada secarik kertas di samping laptopnya, bertulisan tangan. Itu tulisan tangan Keanu. Bunda memberikan surat kedua itu saat Keira keluar dari kamar dengan dandanan yang pantas. Pagi itu Keira sudah siap akan ke kuburan Keanu. Keira sudah tidak lagi menangis. Dan secarik surat itu adalah surat terakhir Keanu. Tak ada tulisan apa-apa selain, password: cintakita. Keira bisa menebak bahwa itu adalah password dari blog yang dibikin oleh Keanu.
Keira membuka moderasi blog tersebut dengan password yang dimilikinya. Passwordnya langsung diterima. Tepat. Kali ini Keira tidak berniat membaca blog yang sudah dibacanya ratusan kali. Blog yang isinya adalah timbunan foto dan catatan kenangan indah Keanu bersama Keira. Kali ini Keira akan membuat postingan terbaru. Keira memberi judul: Kamu Tak Pernah Mati.
Keanu, kamu memintaku untuk tak lagi menangis. Aku akan turuti, karena aku baru tersadar bahwa sesungguhnya kamu memang tak pernah mati. Kamu akan selalu hadir dalam setiap helaan nafasku, setiap degup jantungku, setiap langkah kakiku, setiap kilasan kenangan dalam benak-ku. Aku tahu, kamu akan hadir dalam mimpiku. Menemaniku dalam suka dan duka. Selamanya.
Keira lalu meng-upload foto yang diambil Listy hari ini di Mall. Di foto itu Keira tersenyum riang.
Dalam sekejap, blog itu sudah terisi dengan tulisan Keira terbaru. Tulisan pendek beserta foto. Keira berharap, Keanu bisa membacanya di sana. Keira yakin, Keanu akan bahagia karena Keira tak lagi menangis.

Jakarta, 29 November 2009

Belajar Dari Callysta  

Diposting oleh dono_indarto


Pernah punya konflik besar sama Nyokab? Atau mungkin pernah membuat Nyokab sedih, kecewa bahkan menangis karena ulah kita?

Beberapa orang merasa cuek walau sudah durhaka sama Nyokab…merasa dosa itu gak seberapa…merasa hal tersebut remeh meski bikin Nyokab sengsara…

Kalo elo adalah orang yang sulit menghargai Nyokab…cuma ada 1 hal yang mungkin membuat elo sadar, betapa Nyokab adalah orang yang sangat sangat mulia…

Caranya adalah dengan…punya anak…

Pasti lo sering dong liat ulahnya Sheila Marcia di TV…betapa dia terjerumus pergaulan yang ancur-ancuran…sampai masuk penjara…namun Nyokabnya selalu tegar mendampingi dia…sedangkan Bokapnya mungkin sudah pegel sama ulah anaknya…sehingga marah dan sulit memaafkan Sang Anak…

Gw salut sama Nyokabnya Sheila…bahkan saat anaknya terperosok kembali…dalam kasus baru…hamil di luar nikah…Beliau setia mendampingi anaknya…

Gw punya feeling…setelah punya anak, Sheila baru akan berubah…dia akan menyadari betapa menjadi seorang Ibu adalah pengorbanan tak terkira…sehingga itu menjadi titik balik bagi dia untuk memahami pengorbanan Sang Ibu yang amat sangat luar biasa…

Setelah punya anak, gw baru paham…kenapa seorang anak biasanya memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Sang Ibu…

Gw liat sendiri…betapa seorang wanita harus berjuang antara hidup dan mati saat melahirkan…

Gw liat sendiri…betapa seorang wanita harus menahan sakit di payudara…bahkan saat awal ingin menyusui anaknya…

Gw liat sendiri…betapa seorang wanita harus meringis kesakitan saat bekas operasinya belum sembuh benar…

Gw liat sendiri…betapa seorang wanita harus kurang tidur karena bayi punya siklus melek di malam hari, sementara di siang hari dia tidur dengan tenang…

Gw liat sendiri…saat anak gw harus masuk box penghangat dengan mata ditutup..sementara istri gw menangis tersedu-sedu…

Dan gw yakin…masih begitu panjang daftar pengorbanan seorang wanita demi anaknya…

Maka bersyukurlah saat kita masih bisa melihat, memeluk, mencium tangan…dan membahagiakan seorang wanita…yang membawa kita ke dunia ini…

Terimakasih Mama…terimakasih isteriku…terimakasih Callysta karena kamu telah mengajarkan Ayah untuk lebih memahami kasih Ibu…

Terpujilah para Ibu yang kasihnya tak akan tergantikan…

Princess And Queen Of My Heart  

Diposting oleh dono_indarto



Kejadian paling mendebarkan selama hidup gw…

1. Saat mau disunat…
Malemnya gak bisa tidur, ngebayangin yang serem-serem…gimana kalo dokternya meleset potong…sampai gak menyisakan sedikitpun…waaaaaaaaa, tidakkkkkkkk….
2. Saat mau ijab kabul…
Malamnya gak bisa tidur…takut salah sebut nama cewek…hehehe…
3. Saat mau lahiran anak pertama…
Malamnya gak bisa tidur…takut kenapa-kenapa sama anak gw…takut kenapa-kenapa sama istri gw…Ampun Ya Allah…Lindungilah mereka…Mereka adalah orang-orang yang sangat aku kasihi…

Lega banget rasanya melihat anak gw akhirnya terlahir ke bumi…dan istri gw baik-baik aja…

Rasanya amazing banget melihat sosok manusia mungil yang meneruskan garis keturunan gw…yang melekat gen gw di dalam tubuhnya…sosok yang selama 9 bulan cuma bisa gw ciumin lewat perut istri gw…sosok yang selama ini cuma bisa gw intip lewat USG 4 dimensi…yang cuma sekali doang…

Lo gak akan pernah bisa ngebayangin moment dasyat ini sampai lo ngerasain sendiri…saat melihat anak lo pertama kali nangis di hadapan lo…saat lo ng-adzanin di kupingnya…dan dia menatap lo sambil sesekali menangis…

Ya Allah…ini adalah anugerah tak terkira…

Kau berikan aku kepercayaan ini…

Tentu tak mudah menjaganya…

Dan perjalanan masih panjang…

Ku berikan nama PRINCESS CALLYSTA AZALIA yang artinya Putri Cantik Yang Dilindungi…

Semoga dia menjadi wanita cantik yang dilindungi..tidak hanya oleh orang tuanya…juga oleh keluarga…lingkungannya…juga oleh Pencipta-Nya…

Sehingga langkahnya menjadi sumber kebajikan…mendatangkan kemakmuran dan berkah juga manfaat untuk orang lain…

Semoga kamu menjadi anak yang sehat, kuat, sholeha, pintar, berbakti kepada orang tua, berprestasi, sukses…dan membanggakan…Amin…

PARNO  

Diposting oleh dono_indarto

Sabtu adalah satu-satunya hari dimana gw harus/ patut/wajib bangun pagi…karena hari itu gw harus siap-siap ngajar…

Sebenarnya sih ngajarnya gak pagi banget…tapi siang jam 12…tapi berhubung rumah gw di Cibubur sementara ngajarnya di Tendean…berarti setidaknya gw harus sudah berangkat dari rumah jam 10 pagi…

Jam 10 udah berangkat beraktifitas…menurut gw itu pagi banget…hehehe…
Soalnya gw biasanya tidur jam 3-4 pagi…maka biasanya baru bangun tidur ya jam 10’an…nah, kalo ngajar gw harus bangun jam 8an…

Pagi itu gw udah di dalam mobil, tapi baru sadar kalo ternyata bensin tiris…dan dompet gw isinya cekak…akhirnya gw langsung ngibrit ke ATM BII di deket rumah gw…

Sambil buru-buru, gw langsung masukin kartu dan ngetik pin plus ambil duit 500 ribu…pas struk-nya keluar, gw langsung bengong…karena jumlah uang gw gak sesuai dengan yang gw inget…maksudnya, menurun drastisssssss….

Gw langsung inget peristiwa beberapa waktu ini yang heboh banget…soal perampokan uang nasabah oleh sindikat besar yang bisa menguras uang siapapun di ATM…Gw lemessssssss….

Pikiran gw langsung berkelebatan kemana-mana…Gw panik…karena di ATM itu gw nyimpen uang persiapan persalinan istri gw yang waktunya udah deket banget…

Ya ampun…gw harus nyari duit kemana lagi? Mepet pula?

Ya Allah…mata gw langsung jelalatan melihat sekeliling ATM…kalau aja ada petugas, gw pasti langsung akan tanya…gimana cara membuat pelaporan soal hilangnya uang gw di ATM…tapi saat itu, gak ada satu petugas-pun disitu…

Jantung gw semakin berdebar…Gw nyaris frustasi…

Gw harus bilang apa sama bini gw???

Padahal seinget gw…gw baru aja ngerubah pin ATM demi mengamankan uang gw…Tapi kenapa tetap aja gw kena jadi korban???

Gw gak punya pilihan selain mengakhiri transaksi dan mengeluarkan kartu ATM gw…

Saat itulah mata gw menangkap ada yang gak beres dengan kartu yang keluar itu…

Itu jelas bukan kartu ATM BII…melainkan kartu BCA…

Gw yang semula pucat pasi…langsung lega…

DASAR BEGOOOOO!!!

Gw ternyata pake kartu BCA di ATM BII…jelas aja jumlahnya beda dengan yang gw inget ada di rekening BII…

Sambil senyum-senyum dan memaki kebodohan diri sendiri, gw langsung masuk ke mobil…

Di dalam mobil gw ceritain ke istri gw lewat BB…Istri gw abis2an nge-godain gw yang ceroboh…pelupa…dan gaptek karena gak tahu bahwa kartu BCA ternyata bisa juga ngeluarin uang walaupun pake ATM BII…

Yahhhhh…MENEKETEHE…