Bokap  

Diposting oleh dono_indarto

Seberapa deket sih anak sama Bokap?

Kalo gw tanya ke banyak orang…gw yakin, lebih banyak yang punya hubungan emosional dekat dengan Ibu daripada Bokap…
Tapi jangan tanya ke Andre Hirata…semua novelnya lebih bercerita soal Bokap…hehehe…

Bagi gw sendiri…Bokap adalah figur antara ada dan tiada…

Mungkin lo bingung, kenapa gw bilang begitu..karena pada kenyataannya, memang demikian…
Bokap gw muncul dan pergi sesuka hatinya…Gak pernah bisa diterka, kapan dia ada di rumah…dan kapan dia menghilang…
Sejak kecil, gue berada dalam kondisi seperti itu..

Gue nyaris merasa tidak punya Bokap…

Sedari kecil gue tau, bokap punya keluarga lain yang membuatnya harus menutupi keberadaan keluarga gue…
Itu puluhan tahun silam…yang gue pikir, suatu hari nanti pasti akan berubah…dalam benak gue…suatu saat nanti, Bokap akan bisa mengakui gue dan keluarga…sebagai bagian dari dirinya…tapi itu gak pernah terjadi, sampai detik ini…

Hidup tanpa Bokap…adalah cerita yang membuat gw menyadari betapa hebatnya Nyokab…

Tanpa Bokap…Nyokab harus survive demi anak-anaknya…menangani apapun seorang diri…anak-nya yang sekolah, kuliah, dll…sementara Bokap datang dan pergi…tanpa tau kapan kita perlu biaya ekstra untuk sekolah dll..

Keadaan yang bikin gw prihatin…kadang ‘ngeri’..tapi mungkin itu juga yang membentuk gw agar jadi orang yang tahan banting…

Dulu gw selalu mikir…hidup gw lebih keras dari temen-temen gw…Saat mereka nangis soal pacaran…gw udah mikirin bagaiman harus bisa terus hidup…biar bisa sekolah…biar bisa kuliah…

Saat mereka kemana-mana naik mobil fasilitas orang tua…gw lari-larian ngejar bus, angkot, kereta…bahkan sesekali jalan jauhhhhh bangettttt…

Gw pernah mau pingsan di kereta karena gak sempat makan karena abis kerja ngajar, trus harus langsung ke kampus…
Dalam kesulitan itu, pernah terbersit di benak gw untuk membenci Bokap…atas sikap pengecutnya…atas dirinya yang tidak bertanggung jawab…

Padahal gw tau…keluarganya disana bergelimang kemewahan…anak-nya kuliah di luar negri…naik mobil bagus…atau kuliah di Swasta mahal…

Tapi gw bisa apa buat merubah keadaan? Apa gw bisa protes ke Tuhan karena punya Bokap seperti itu? Atau gw lantas punya alasan buat ngancurin diri gw…sehingga orang akan mengasihani gw???

Gw gak punya pilihan, selain menjalani kehidupan ini…menutup mulut rapat-rapat…sehingga gak perlu ada seorangpun tahu masalah ini…

Seiring waktu…gw menyadari bahwa kadang dalam hidup, kita gak punya pilihan…

Kita harus ikhlas menjalani…memaafkan…

Karena gak mungkin selamanya kita menyimpan kesal dan dendam…

Untuk apa?

Toh, gak ada orang yang sempurna…

Bokap, dibalik kekurangannya…juga punya nilai baik yang ditanamkan ke gw…

Dia adalah orang yang percaya sama pendidikan…dia bikin gw bisa kuliah sampai jenjang S2…
Dia juga orang yang selalu mendukung minat baca gw…(dia gak pernah ngasih duit lebih ke gw…kecuali buat beli buku)
Dia adalah inspirasi gw untuk punya mimpi (dia sendiri adalah anak miskin…dengan Ibu tunggal yang sejak kecil harus membantu berjualan sayuran…sampai akhirnya punya karir dan bisnis di Jakarta)

Itu lah yang membuat gw untuk menepis rasa benci berlarut-larut…

Sampai kemudian dia kembali muncul…menengok cucu yang belum pernah dijenguknya sejak lahir…

Kata yang muncul dari bibirnya…Cucuku mirip siapa?

Saat itu gw gak ada di rumah…tapi istri gw langsung bilang…”pas lahir…Mas Dono bilang mirip Papa…”

Bokap langsung tersenyum, “Mungkin karena Dono benci banget sama Papa…sampai anaknya jadi mirip Papa..”

Beberapa waktu kemudian, gw akhirnya bisa ketemu Bokap…dia cerita panjang lebar soal kejatuhan usahanya…percetakannya kebakaran…hutang bank yang melilit…anak-anaknya di keluarga sana yang menambah masalah…anak-anak yang dilimpahi perhatian dan harta itu…kemudian menjadi tidak perduli pada dirinya…

Dan gw cuma tercenung…

Gw kasihan sama Bokap…sudah lama amarah terhadapnya sirna…

Bagaimana kalo gw ngalamin hal itu saat gw tua nanti?

Apapun bisa terjadi kan?

Mungkin cara orang dulu berhubungan dengan anak…memang sangat berbeda. Gue ngerasain betapa dulu Bokap sangat berjarak dengan gw…

Tapi sekarang, semuanya berubah…walaupun tetap tidak pernah terucap dari mulut Bokap untuk mengungkapkan ke keluarganya disana..bahwa ada kami disini…tapi dia sekarang sudah berubah…

Dia kerap kali mengirimkan SMS untuk menanyakan kabar gw…berdoa buat gw-istri dan cucunya…
Menasehati gw…untuk mempersiapkan masa depan…agar pahit yang dia rasakan sekarang, tidak terjadi sama gue…
Gue gak tau mesti gimana…waktu bisa merubah banyak hal…hidup terus berjalan…

Nyokab sekarang sudah punya suami lagi…Pria yang sampai sekarang masih gue panggil dengan sebutan Om…
Cerita suram masa lalu…membuat gw merasa Nyokab berhak merasa bahagia di hari tua-nya…dengan seorang pendamping…bercengkrama bersama cucu…

Walau gue tau, Bokap kadang suka iri dengan apa yang gw kasih ke Nyokab…

Tapi gw tau…gw harus adil sama semuanya…

Gw sayang keluarga gw…apapun yang terjadi…

Dan ini adalah cerita yang selama ini gw simpan rapat-rapat…

Cerita yang sebelumnya hanya diketahui oleh segelintir sahabat…

Cerita yang semula selalu diiringi tetes air mata…

Cerita yang bisa menjadi pelajaran hidup…

Gw bersyukur…setiap pagi ada seorang bocah cantik, mungil lucu…yang setiap terbangun…selalu memanggil “Ayahhhh…Ayahhhh!!!”

Pada tubuh mungilnya itu…aku hamburkan peluk, cium dan sayang…

I love My Family…

This entry was posted on 21.48 . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Langganan: Posting Komentar (Atom) .

0 komentar