Gaptek
undefined
Gw emang gaptek...males pula ngikutin perkembangan gadget kecuali terpaksa,hehehe...
Gw emang gaptek...males pula ngikutin perkembangan gadget kecuali terpaksa,hehehe...
Ini ada artikel bagus dari blog orang…silahkan dibaca, gratis kok gak bayar…
Paling tidak, ada 4 kondisi manusia yang membedakan satu dengan yang lainnya. Terkait dengan kemampuan pengelolaan waktu dan uang.
TIDAK MEMILIKI WAKTU DAN TIDAK MEMILIKI UANG
Anda sibuk dengan kegiatan tapi sebenarnya tidak memiliki uang. Kondisi ini dimiliki oleh buruh atau pegawai kecil yang penghasilannya sangat pas-pasan. Bekerja sangat keras untuk menghasilkan uang yang tidak mencukupi. Pada akhirnya, hidupnya berada dalam tekanan dan kesulitan. Secara mental, orang yang berada pada kondisi ini akan lebih banyak tergantung pada kebaikan orang lain untuk memperbaiki kehidupan finansialnya.
Jangan salahkan orang lain yang menjadi penyebab keberadaan Anda di kondisi ini. Anda berada disini biasanya dikarenakan latar belakang pendidikan atau kekurangan kompetensi dan keterampilan yang memadai dan dibutuhkan oleh pekerjaan tertentu.
Banyak pekerjaan yang mengukur jumlah uang sebagai upah atau gaji bukan hanya dari latar belakang pendidikan, tapi juga berdasar pada kompetensi yang Anda miliki. Oleh karena itu, jika Anda tidak berminat untuk menambah latar belakang pendidikan formal Anda, cobalah untuk menguasi kompetensi tertentu sehingga menambah daya saing Anda terhadap kompensasi yang didapatkan. Perlahan tapi pasti, uang akan lebih banyak Anda miliki dan Anda memiliki lebih banyak pilihan untuk menikmati waktu.
MEMILIKI WAKTU TAPI TIDAK MEMILIKI UANG
Anda memiliki banyak waktu tapi tidak memiliki cukup uang untuk menikmatinya. Biasanya Anda banyak berkhayal tanpa tahu apakah khayalan Anda bisa diwujudkan atau tidak. Kasarnya ini terjadi pada orang-orang yang tidak memiliki pekerjaan/usaha. Jika Anda berada pada situasi ini, maka tenang saja, karena Anda merupakan gambaran dari banyak orang di Indonesia. Jika waktu Anda banyak, tapi Anda tidak poduktif menghasilkan uang, maka Anda harus mengendalikan diri untuk tetap berpikir dan bertindak positif.
Jika Anda berada pada posisi ini, cobalah menekuni profesi tertentu yang tidak membutuhkan waktu tetap untuk bekerja. Banyak perusahaan yang membutuhkan pekerja paruh waktu yang tidak terikat sebagai karyawan. Anda hanya harus memiliki kemampuan tertentu yang dibutuhkan perusahaan dan membuat Anda menjadi profesional. Profesionalisme bisa menambah penghasilan Anda.
Jika Anda mau terjun langsung sebagai entrepreneur, itu pilihan lebih bagus lagi. Karena Anda bisa memanfaatkan waktu luang Anda untuk memilih jenis usaha mana yang cocok untuk Anda. Jika uang menjadi penghambatnya, maka yang perlu Anda lakukan adalah meyakinkan orang yang memiliki uang untuk membantu usaha Anda. Anda tidak bisa membayar orang lain untuk mempercayai Anda. Anda hanya melakukan usaha meyakinkan gagasan usaha Anda memberikan keuntungan secara finansial kepada orang yang dimintai bantuan.
TIDAK MEMILIKI WAKTU TAPI MEMILIKI UANG
Anda sibuk sekali dan tidak sempat untuk menikmati uang. Anda terlalu ditelan kesibukan, sehingga tidak sadar kalau Anda hidup bukan hanya untuk menghasilkan uang, tapi menghasilkan uang untuk menikmati hidup. Kondisi ini dimiliki oleh para pemilik usaha yang sangat tergantung dengan keberadaan pemiliknya. Usahanya tidak bisa ditinggalkan dan akan bangkrut jika tidak melibatkan pemiliknya. Pemilik toko kecil yang harus terus diawasi, pemilik salon yang belum memiliki anak buah yang kompeten atau para profesional yang harus dengan dia yang menangani setiap pekerjaan termasuk juga dengan para artis atau dokter.
Para pemiliki usaha seperti pertanian dan perkebbunan di desa-desa banyak yang sibuk sekali sehingga tidak memiliki waktu akan tetapi terkaget-kaget dengan uang yang dimilikinya, sehingga tidak bijak dalam menghabiskan uangnya. Banyak yang kemudian membeli barang-barang yang konsumtif dan uangnya tidak bisa menunjang kehidupan jangka panjang.
MEMILIKI WAKTU DAN MEMILIKI UANG
Anda memiliki banyak waktu luang dan memiliki banyak uang. Kondisi ini ideal dan kemungkinan besar dimiiki oleh seorang entrepreneur. Entrepreneur tahu kualitas dari waktu dan bagaimana menikmatinya. Entrepreneur juga tahu bagaimana kualitas dan kemampuan uang sehingga mampu menjadikannya sebagai alat untuk menikmati waktu luangnya.
Waktu berhubungan dengan keinginan dan uang berhubungan dengan kemampuan. Keduanya harus Anda kelola dengan benar karena jika Anda salah, waktu tidak bisa Anda beli dengan uang berapa pun. Karena waktu berjalan linear, lurus dan tidak kembali. Anda harus mengelola uang untuk mewujudkan keinginan Anda dan menikmati waktu dalam prosesnya. Apakah itu uang Anda atau uang orang lain, itu masalah berikutnya.
Anda butuh kepintaran untuk ’menghitung’ waktu yang Anda habiskan dan uang yang Anda hasilkan. Tapi Anda butuh kecerdasan untuk menghabiskannya dengan tepat sehingga menghasilkan keuntungan dan kehidupan yang berkualitas.
Kombinasi antara uang dan waktu ini, membuat Anda bisa menghargai apa yang Anda peroleh dan apa yang tidak Anda peroleh. Uang bisa diciptakan, tapi waktu hanya datang sekali saja, ketika sudah pergi, pasti tidak akan kembali. Anda harus bisa memiliki dan menikmati uang dan waktu.
Jika Anda mengelola waktu dan uang dengan cerdas, maka Anda bisa menikmati uang dengan waktu Anda dan Anda bisa menikmati waktu dengan uang Anda.
Lalu Anda di kategori yang mana lebih tepatnya ?
It's very hard 2 find the right path...
di Selasa, Mei 05, 2009 0 komentar Kategori: Business, Guest Writer, Komunitas TDA, Life, Motivasi, Renungan
Sekali lagi Sheila Majid. Lagunya yang bersyair " Kau di dalam emosi ini…." seolah mewakili semua perasaan saya di acara Kubik Workshop For TDA, Minggu 3 Mei 2009. Ini contohnya. Dikala itu saya berada di puncak duniawi. Dari sekedar office boy menjadi orang nomer satu Citibank.
Bahkan sekian puluh tahun lalu saja, saya sudah biasa naik pesawat udara yang mewah. First class. Keluar dari Atlantik masuk Pasifik. Keliling dunia. Orang menghormati. Secara matematika manusia, pasti sangat berbahagia. Kemarin dihina sekarang punya segalanya. Tapi pada kenyataannya ternyata tidak. Ketika itu hati saya kering. Hampa. Tidak punya gairah. Satu malam di bulan Romadhon, seorang teman mengajak untuk pergi ke rumah yatim. Saya turuti ajakan itu bukan karena untuk meningkatkan ibadah, tapi karena ada yang ngajak. Orang berbuka saya berbuka. Orang sholat maghrib saya ikut sholat. Orang shalat teraweh saya ikut.
Ketika ada yang ceramah saya menyender di tembok masjid dan saya tidak tahu apa yang dibicarakan. Singkat cerita, hingga saya lah orang terakhir yang pulang dari panti itu. Melangkah keluar. Saya masih bisa membayangkan bahwa malam itu bintang begitu banyak, dan sangat indahnya. Tapi kalo hati kita nda tenang, apalah artinya. Segala keindahan malam itu tidak ada bekasnya. Saya hampa. Saya melangkah, hingga kaki terasa ada yang menahan, oleh tangan kecil yang tiba tiba memeluk saya.
"Hai... siapa namamu nak".
"Nina, om". "Nina? Nama yang cantik".
Saya berpikir pasti anak ini ingin meminta sesuatu maka dia memisah dari temannya.
"Nina, Nina mau minta apa... ?" "Tidak om, Nina hanya mau mengantar om…"
Saya tuntun dia keluar....sampai di dekat mobil. "Nina, Om pulang ya. Tapi om ingin memberi kamu sesuatu. Nina minta apa? Om akan memberimu. Ayo katakan nak."
"Benar om. Om tidak marah kalo Nina minta?"
"Tidak Nina".
"Sungguh om?"
"Iya, kamu mau minta apa Nak?"
"Om.....permintaan Nina : bolehkan Nina memangil 'ayah' pada om? Maukah om menjadi ayah Nina??? Saya terjatuh mendengar kata-kata itu. Keras saya membentur jalan. "Nina anakku"…. Saya peluk dia. Saya cium dia. Saya terharu. Sangat terharu.
Bintang masih disana, bintang masih bertabur banyak dan tiba tiba terasa dunia begitu semarak. Saya bawa dia jalan-jalan malam itu. Saya sadar bahwa saya tidak boleh membawa anak kecil ini tanpa ijin. Tapi saat itu saya rela dimarahi banyak orang daripada kehilangan kebahagiaan berdekatan dengan Nina. Sampe jam sebelas saya kembali ke panti.
"Nak. Anakku Nina. Sekarang ayah pulangkan kamu ya. Sekarang Nina mau minta apa bilang nak bilang...."
"Nda ayah... Nina sudah senang... "
"Nda nak. Kamu harus minta. Uang ayah banyak, nak. Ini ayah tunjukkan dompet ayah. Disini uang banyak. Kamu minta apa?... "Nda ayah."
"Kalo kamu tidak minta ayah tidak mau datang lagi…minta lah pada ayah, Nina, ayo Nak."
"Benar ayah tidak marah?" "Nda Nina anakku.... "
"Ayah, Nina hanya minta satu... Ayah. Nina minta foto....
" Kecewa, berat... saya berharap permintaan itu sesuatu yang mahal... "Foto nak..??"
"Iya ayah…"
"Foto siapa..??
"Foto ayah dan ibu…"
"buat apa Nina, anakku"
"Agar bisa Nina tunjukkan pada teman-teman Nina, kalo Nina sudah punya ayah sudah punya ibu....
"
Kejadian itulah yang mengubah saya ... bahwa segala yang saya lakukan selama ini sia-sia saja. Saya hanya membangun semuanya untuk diri saya sendiri…. Saya lupa untuk menapaki jalan kehidupan dengan memberi.
Saya Houtman Zainal Arifin.
TTL : Kediri, 27 Juli 1950
1968 - 1987 - Vice President - Citibank, N.A.
1985 - 2000 - Dosen Univ. Perbanas & Gunadarma
1987 - 1992 - Direktur, Komisaris, Audit Bank2 Swasta, Konsultan
1992 - 1998 - Finance Comptroller Grup Konglomerat
1998 - sampai sekarang - Konsultan
2002 - 2004 - Dewan Penasehat Gubenur propinsi Kalimantan Barat
Terima kasih pak Houtman, terimakasih Kubik Leadership. Apa yang telah bapak sampaikan sangat… sangat membekas bagi kami.
Masih inget bait lagu jadul ini...
FACEBOOK adalah sarana silaturahmi saat ini. Lumayan juga, di kehidupan yang semakin individualistik gini...ternyata ada tempat dimana banyak orang bisa kumpul, nostalgia ketemu temen2 lama yang semula udah gak tahu dimana rimbanya.
Pernah gak sih elo ngerasa wilayah lo dilangkahin orang?
Nyebelin banget ya...berasa pagar rumah lo dirubuhin tetangga, taman di halaman rumah lo dikencingin orang lewat.
Gue sering ngerasa begitu sih. Saat ada yang protes sama status FB gw yang katanya bisa membocorkan rahasia tayangan...lah, bukannya di tabloid sering juga ada bocoran sinopsis tiap episode. Emang dengan begitu, penonton jadi males nonton? Bukannya kita juga sering baca sinopsis dulu baru berangkat ke bioskop? Karena kita justru tertarik setelah sedikit bocoran tema terungkap.
Lagian, itu kan FB gw. Gw berhak dong buat nulis apapun yang gw mau. Seperti gw juga berhak nulis apapun di blog gw. Ngapain gw perduliin orang lain. Ini kan wilayah gw. Kalo gak suka...ya gak usah dibaca. Gitu aja kok repot...hahaha...
Itu sebabnya gw bikin blog lagi. Setelah sebelumnya gw merasa takut jika orang tahu apa yang gw pikir. Sekarang sih..peduli amat. Memangnya sejak kapan orang dilarang berpendapat?
Gw pikir...mengungkap apa yang ada di hati dan kepala...bisa bikin sehat...mudah-mudahan bisa bikin panjang umur...